//
you're reading...
Uncategorized

Filsafat Jean Piaget

Biografi

Piaget lahir pada tahun 1896, di daerah Prancis yang terletak di bagian Switzerland, daerahnya disebut Neuchatel. Ayahnya, Arthur Piaget, seorang professor kesusateraan di abad pertengahan di Universitas Neuchatel. Piaget di waktu kecil sudah dewasa sebelum waktunya, dimana dia tumbuh berkembang dan tertarik pada biologi dan dunia alam, terlebih khusus tentang dunia moluska, dan bahkan dia menerbitkan sejumlah karya sebelum dia lulus SNA. Dia menerbitkan karya ilmiah pertamanya pada saat dia berusia 10 tahun. Selain karir yang ditekuninya, Piaget menulis lebih dari 60 buku dan ratusan artikel.

Piaget menerima gelar Ph.D profesi Ilmu Alam dari Universitas Neuchatel, dan juga dia belajar dengan giat di Universitas Zurich. Selama masa waktu tersebut, dia kehilangan masa berpikir masa remajanya. Dia tertarik pada psikoanalisis, psikologi merupakan ilmu ketegangan yang sedang berkembang saat itu, dan hal itu tercatat hingga saat ini. Dia kemudian pindah dari Switzerland ke Paris, Prancis, dimanana dia dulu diajar di Sekolah khusus laki-laki Grange-Aux-Belles belajar bersama Alferd Binet, seorang pengembang test intelegensi Binet. Saat itu terjadi ketika dia membantu beberapa insatansi untuk mengadakan tes intelegensi bahwasanya Piaget berpesan bahwa anak muda seringkali memberikan jawaban yang salah pada sejumlah pertanyaan. Piaget tidak memusatkan perhatian pada suatu kenyataan tentang kesalahan jawaban anak-anak, akan tetapi dia memusatkan perhatian pada kesalahan anak yang terjadi secara berulang merupakan kesalahan orang tua anak dan orang dewasa yang tidak memberi bimbingan dan mengajarkan mereka pada sebuah teori bahwa proses kognitif anak bukanlah hal yang terpisahkan dari kognitif orang dewasa. Akhirnya, dia mengajukan teori global untuk perkembangan mental dengan langkah-langkah bahwa sifat individu yang sering dipamerkan merupakan pembeda pada pola keteladan perkembangan mental anak di setiap periode. Pada tahun 1921, Piaget kembali ke Switzerland menjadi seorang direktur di Institut Rousseau di Jenewa.

Pada tahun 1923, dia menikahi Valentine Chatenay; dari pasangan ini terlahir tiga orang anak, yang oleh Piaget mereka dikondisikan belajar sejak masa kanak-kanak. Pada tahun 1929, Jean Piaget menerima jabatan sebagai Presiden Direktur di Biro Pendidikan Internasional dan dia menjabat sebagai kepala Organisasi Internasional ini sampai tahun 1968. Setiap tahun, dia membuat draft “Pidato Direktur” untuk Dewan IBEdan untuk Konferensi Internasional Pada Pendidikan Umum dimana secara eksplisit menunjukkan kredo pendidikannya.

Pada tahun 1964, Piaget diminta untuk menjadi pemimpin konsultan pada dua kali konferensi di Universitas Cornell (11 Maret sampai 13 Maret) dan di Universittas California, Berkeley (16 Maret sampai 18 Maret). Konferensi tersebut bertujuan untuk mempelajari hubungan kognifif dan pengembangan kurikulum dan memahami implikasi dari investatigasi terbaru pada perkemabangan kognitif anak untuk kurikulum. Pada tahun 1979 dia mendapat penghargaan Balzan Prize untuk Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pekerjaan Teoritis

Jean Piaget memaknai dirinya secara epistemologis, tertaik pada sebuah proses perkembangan pengetahuan kualitatif. Sebagaimana yang dia sampaikan pada Pendahuluan Bukunya “Genetic Epistemology” (ISBN 978-0393005967): “Apa yang ada pada Epistemologi genetic merupakan suatu bentukan akar yang bervariasi akan suatu pengetahuan, sejak ia masih berbentuk dasar, kemudian mengikuti tingakatan berikutnya, termasuk juga ilmu pengetahuan.”

Dia meyakini akan jawaban dari pertanyaan epistemology genetic pada saat itu akan terjawab, atau menjadi suatu usulan yang lebih baik, jika saja seseorang dapat melihat aspek genetic darinya, jadi eksperimennya dilakukan kepada anak-anak dan para remaja. Piaget mempertimbangkan pengembangan struktur kognitif sebagai perbedaan dalam peraturan biologi. Dalam salah satu karya bukunya, “Struktur Kognifi yang Berimbang: Pokok permasalahan yang muncul terjadi pada perkembangan intelektual (ISBN 978-022666781), dia sangat sering memberikan penjelasan bahwa perkembangan suatu pengetahuan merupakan proses penyeimbangan dua konsep pada teorinya, asimilasi dan akomodasi, tidak hanya termasuk pada interaksi biologis tapi juga interaksi kognitif.

Empat tahapan pengembangan yang dijabrakan pada teori Piaget sebagai berikut:

  1. Tahap sensorimorik: sejak lahir sampai usia 2 tahun. Anak akan memiliki pengalaman terkait gerak dan indera (dengan menggunakan panca indera untuk menyelidiki dunia). Selama tahap sensorimotorik ini anak akan mengalami egosentrik secara ekstrim, maksudnya mereka tidak dapat merasakan dunia dari hal-hal lain. Tahap sensorimotorik dibagi menjadi 6 sub tahapan: (1) gerak reflek sederhana; (2) kebiasaan pertama dan reaksi lingkar dasar; (3) Reaksi lingkar sekunder; (4) koordinasi reaksi lingkar sekunder; (5) Reaksi lingkar tersier, hal-hal baru dan kecurigaan; dan (6) internalisasiskema.

Gerak reflek sederhana terjadi sejak lahir sampai usia 1 bulan. Pada saat itu bayi menggunakan gerak reflek seperti menghisap dan mencurigai.

Kebiasaan pertama dan reaksi lingkar dasar terjadi sejak usia 1 hingga 4 bulan. Selama masa perkembangan mental bayi ini mempelajari sensor koordinat dan dua jenis skema (kebiasaan dan reaksi lingkar). Reaksi lingkar dasar terjadi ketika bayi mencoba melakukan suatu kejadian yang terjadi dengan ketidak sengajaan/kecelakaan (seperti: menghisab jempol).

Tahap ketiga, reaksi lingkar sekunder, terjadi ketika bayi berusia 4 hingga 8 bulan. Pada saat itu mereka sadar akan sesuatu yang luar biasa pada tubuh yang mereka miliki, mereka akan lebih menjadi objek yang lebih diorientasikan. Pada saat itu mungkin terjadi tanpa sengaja/ kecelakaan mengguncangkan ular delik mereka dan mereka mengulanginya lagi untuk mencapai kepuasaan.

Koordinasi reaksi lingkar sekunder terjadi pada bayi yang berusia 8 hingga 12 bulan. Selama tahap ini berlangsung mereka dapat melakukan sesuatu dengan sengaja. Mereka pada tahapan ini dapat mengkombinasikan dan mengkombinasi ulang skema dan mencoba mencapai tujuan mereka (seperti: menggunakan tongkat untuk meraih sesuatu). Mereka juga mengerti objek permanen selama tahapan ini berlangsung. Hal ini, menunjukkan bahwa mereka mengerti bahwa objek akan terus menerus ada bahkan sampai mereka tidak dapat melihat objek tersebut.

Tahap kelima terjadi ketika usia 12 bulan hingga 18 bulan. Selama tahap ini bayi-bayi ingin mengetahui obyek-obyek baru, mereka mencoba hal-hal yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang berbeda.

Tahap terakhir, usia 18 hinga 24 bulan. Selama tahap ini mereka berubah berpikir secara simbolis. Beberapa pendukung Piaget melakukan penyelidikan tentang janin, di antaranya Kenneth Kaye, mengargumentasikan bahwa kontribusinya sebagai seorang pengamat fenomena banyak yang masih belum digambarkan sebelumnya, namun ia tidak menawarkan pejelasan tentang proses-proses dalam waktu yang sesungguhnya yang menyebabkan perkembangan itu sendiri, terlalu sulit menganalogikannya menjadi konsep yang lebih luas tentang adaptasi biologis secara umum.

  1. Tahap praoperasional: dari usia 2 hingga 7 (pemikiran magis menonjol, pemerolehan keterampilan-keterampilan motorik). Egosentrisme mulai terlihat dan kemudian menjadi lemah. Anak-anak tidak melakukan atau menggunakan pemikiran logis.

  2. Tahap pengoperasionalan konkret: dari usia 7 hingga 12 (anak-anak mulai berpikir secara logis namun mereka berpikir sangat kokrit). Mulai saat ini anak-anak bisa menerima dan berpikir secara logis hanya dengan bantuan secara praktis. Mereka tidak lagi menjadi pribadi yang egosentris.

  3. Tahap pengoperasian formal: dari usia 12 lebih (pengembangan penalaran abstrak). Anak-anak mengembangkan pemikiran abstrak dan bisa dengan mudah mengggunakan dan berpikir secara logis.

PROSES PERKEMBANGAN

Piaget tidak memberikan gambaran yang ringkas tentang proses perkembangan secara menyeluruh. Secara umum digambarkan dalam sebuah siklus:

  • Anak menunjukkan sebuah tindakan yang memiliki sebuah efek terhadap objek atau mulai mengatur objek, dan anak-anak bisa memperhatikan tindakan dan efek-efeknya.

  • Melalui tindakan-tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang, barangkali dengan sejumlah cara atau dalam koteks-konteks yang berbeda atau pada sejumlah tertentu objek, anak-anak bisa membedakan dan memadukan elemen-elemen dan efek-efeknya. Inilah yang dimaksud dengan proses ‘penggambaran abstraksi’ (dijelaskan lebih mendalam dalam Piaget 2001).

  • Pada saat yang sama, anak-anak bisa mengidentifikasi sifat-sifat dari objek dengan mengetahui sejumlah tertentu tindakan yang mempengaruhi objek tersebut. Proses ini disebut dengan proses “abstraksi empiris”.

  • Dengan mengulang proses ini melalui serangkian objek dan tindakan, anak menetapkan satu level pengetahuan baru dan wawasan baru. Ini adalah proses pembentukan sebuah “tahap kognitif” baru. Proses ganda ini memperkenankan anak-anak untuk membangun cara-cara baru dalam memandangg objek dan pengetahuan baru tentang objek-objek itu sendiri.

  • Namun, ketika anak telah membentuk jenis pengetahuan yang baru ini, ia mulai menggunakan pengetahuan itu untuk menciptakan objek yang lebih kompleks dan untuk melakukan sejumlah tertentu tindakan yang lebih kompleks. Sebagai hasilnya, anak mulai mengenali bentuk-bentuk yang lebih kompleks dan membentuk objek-objek yang lebih kompleks. Jadi ketika sebuah tahap baru mulai terbentuk, tahap itu tidak hanya akan selesai ketika seluruh aktivitas dan pengalaman anak sudah diatur kembali karena mereka masih tetap berkembang.

Proses ini tidak sepenuhnya bertahap. Setelah tingkat pengaturan baru, pengetahuan dan wawasan terbukti efektif, dengan cepat akan digeneralisasikan ke daerah-daerah lain. Akibatnya, transisi antara tahap-tahap cenderung cepat dan radikal, dan sebagian besar waktu yang dihabiskan dalam tahap baru terdiri dari pengaringan tingkat kognitif yang baru. Ketika pengetahuan yang telah diperoleh pada satu tahap pengamatan dan pengalaman terbukti berhasil dengan cepat dan radikal untuk mendapatkan tahapan wawasan baru yang lebih tinggi, gestalt bar bisa dikatakan telah terjadi.

Hal ini disebabkan karena proses ini memakan bentuk dialektis, di mana setiap tahap baru dibuat melalui pembedaan lebih lanjut, pemaduan, dan sintesis struktur baru dari yang lama, dimana urutan tahap kognitif secara logis diperlukan bukan hanya secara empiris terbukti benar. Setiap tahap baru muncul hanya karena anak terbukti bisa mendapatkan pencapaian pendahulunya, namun masih ada bentuk pengetahuan yang lebih canggih dan tindakan yang mampu sedang dikembangkan.

Karena mencakup baik bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentang objek dan refleksi kita pada tindakan kita sendiri, model Piaget menjelaskan pembangunan sejumlah bentuk pengetahuan manusia yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan. Misalnya, dengan menunjukkan bagaimana anak-anak semakin bisa memperkaya pemahaman mereka tentang hal-hal dengan bertindak dan merefleksikan efek dari pengetahuan mereka sebelumnya, mereka mampu mengatur pengetahuan mereka dalam struktur yang semakin kompleks. Jadi, sekali anak yang masih sangat muda dapat secara konsisten dan akurat mengenali berbagai jenis hewan, ia kemudian memperoleh kemampuan untuk mengatur jenis-jenis yang berbeda ke dalam kelompok yang lebih tinggi seperti “burung”, “ikan”, dan seterusnya. Hal ini penting karena mereka sekarang dapat mengetahui tentang hewan baru hanya berdasarkan fakta bahwa itu adalah seekor burung – sebagai contoh, bahwa ia akan bertelur.

Pada saat yang sama, dengan merefleksikan tindakan mereka sendiri, anak mengembangkan kesadaran yang semakin canggih dari “aturan” yang mengatur dalam berbagai cara. Sebagai contoh, adalah dengan siklus bahwa Piaget menjelaskan kesadaran anak tumbuh dalam gagasan-gagasan seperti “benar”, “sah”, “perlu”, “benar”, dan seterusnya. Dengan kata lain, itu adalah melalui proses objektivikasi, refleksi dan abstraksi bahwa anak membangun prinsip-prinsip yang tindakannya tidak hanya efektif atau yang benar tetapi juga dibenarkan.

Salah satu pengamatan terkenal Piaget berfokus seutuhnya pada kemampuan diskriminatif anak-anak antara usia dua dan satu setengah tahun, dan empat setengah tahun. Dia memulai pengamatan dengan mengambil anak-anak dari berbagai usia dan menempatkan dua baris permen, satu dengan permen sesuai penyebaran lebih lanjut selain, dan satu dengan jumlah yang sama permen dalam garis ditempatkan lebih dekat bersama-sama. Dia menemukan bahwa, “Anak-anak antara 2 tahun, 3 tahun 6 bulan, 2 dua bulan dengan benar membedakan jumlah relatif objek dalam dua baris; antara anak berusia 3 tahun, 4 tahun 2 bulan, 6 bulan mereka menunjukkan sebuah baris lagi dengan kurang objek untuk memiliki “lebih”, setelah 4 tahun, 6 bulan mereka bisa membedakan dengan benar”(Cognitive Capacity of Very Young Children, hal 141). Awalnya anak-anak yang masih sangat muda tidak belajar, karena jika pada empat tahun seorang anak tidak dapat menghemat kuantitas, maka anak yang lebih muda mungkin tidak bisa. Namun hasil menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih muda dari tiga tahun dan dua bulan telah bisa melakukan konservasi kuantitas, tapi ketika mereka semakin tua mereka kehilangan kualitas ini, dan tidak bisa dicapai hingga mereka berusia empat setengah tahun. Sifat ini dapat hilang karena ketidakmampuan sementara untuk memecahkan karena suatu kebergantungan yang berlebihan pada strategi perseptual, terbukti dengan mengaitkan lebih banyak permen dengan sebuah garis permen yang lebih panjang, atau berkaitan dengan ketidakmampuan anak usia empat tahun untuk membalikkan situasi.

Pada akhir eksperimen ini beberapa hasil ditemukan. Pertama, anak-anak yang masih sangat muda memiliki kemampuan diskriminatif yang bisa menunjukkan kapasitas logis untuk pengoperasian kognitif ada awal dari diakui. Studi ini juga mengungkapkan bahwa anak-anak muda dapat dilengkapi dengan kualitas tertentu untuk pengoperasian kognitif, tergantung pada bagaimana logika struktur tugas tersebut. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak mengembangkan pemahaman eksplisit pada usia 5 tahun dan sebagai hasilnya, anak akan bisa menghitung permen untuk memutuskan yang memiliki lebih. Akhirnya studi ini menemukan bahwa konservasi kuantitas keseluruhan bukanlah karakteristik dasar dari warisan asli manusia.

Tantangan-Tantangan

Bagaimana pun juga, teori Piaget adalah penting dalam memahami psikologi anak, teoti tidak akan bisa menjadi teori tanpa adanya penelitian dengan cermat. Satu gambaran utama dalam pengesahan gagasan Piaget dilakukan oleh seorang psikolog Rusia bernama Lev Vygotsky. Vygotsky menekankan pentingnya latar belakang kebudayaan anak sebagai sebuah efek terhadap tahap-tahap perkembangan. Karena kebudayaan yang berbeda menekankan interaksi sosial yang berbeda, teori ini bertentangan dengan teori Piaget bahwa hirarki perkembangan pembelajaran harus dikembangkan secara berurutan. Vygotsky memperkenalkan istilah Zona Perkembangan Proksimal sebagai sebuah tugas secara keseluruhan yang harus dikembangkan oleh anak karena perkembangan ini adalah perkembangan yang terlalu sulit untuk dikembangkan sendiri.

Dan juga, ada yang disebut dengan teori perkembangan kognitif neo-Piagetian yang mengemukakan bahwa teori Piaget tidak adil dalam mendasari mekanisme pemrosesan informasi yang mejelaskan transisi dari tahao ke tahap atau tidak mendasari mekanisme perbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan kognitif. Berdasarkan teori ini, perbahan-perubahan dalam mekanisme pemrosesan informasi, seperti kecepatan pemrosesan, dan memori aktif dituding bertanggungjawab atas peningkatan dari tahap ke tahap. Lebih jauh lagi dikemukakan, perbedaan-perbedaan antara individual-indibidual di dalam proses ini menjelaskan mengapa beberapa individual bisa berkemban jauh lebih cepat dibandingkan dengan individu lainya.

Epistemologi Genetik

Menurut Jean Piaget, epistemologi genetik adalah upaya-upaya untuk menjelaskan pengetahuan, dan dalam pengetahuan ilmiah tertentu, berdasarkan sejarahnya, dan khususnya berdasarkan asal usul gagasan psikologis dan pengoperasiannya dimana itu didasarkan. Piaget percaya dia dapat menguji pertanyaan-pertanyaan epistemologis dengan mempelajari perkembangan pemikiran dan tindakan pada anak-anak. Akibatnya Piaget menciptakan bidang yang dikenal sebagai epistemologi genetik dengan metode-metode dan rumusan-rumusannya sendiri. Ia mendefinisikan bidang ini sebagai studi tentang perkembangan anak sebagai sarana menjawab pertanyaan epistemologis.

Penjelasannya tentang epistemologi genetik dibagi ke dalam 4 tahap:

  1. Model perkembangan sosiologis

  2. Model perkembangan intelektual biologis

  3. Perluasan dari model perkembangan intelektual logis

  4. Pengamatan pemikiran figuratif

Dia percaya bisa menguji pertanyaan-pertanyaan epistemologis dengan mempelajari perkembangan pemikiran dan tindakan pada anak-anak. Akibatnya Piaget menciptakan bidang yang dikenal sebagai epistemologi genetik dengan metode sendiri dan masalah. Ia mendefinisikan bidang ini sebagai studi tentang perkembangan anak sebagai sarana menjawab pertanyaan epistemologis.

Eksplorasi epistemologi genetik dibagi menjadi empat tahapan yang berbeda:

1. Model sosiologis dan pengembangan

2. Model biologis dari perkembangan intelektual

2. Perluasan dari model logis dari perkembangan intelektual

4. Ptudi pemikiran figuratif

Tahap l

Model Pengembangan Sosiologi

Piaget mulai mengembangkan tahap ini pada tahun 1920-an. Dia mengupas sisi tersembunyi dari pemikiran anak-anak. Piaget menyatakan bahwa anak-anak pindah dari posisi egocentris untuk sociocetrism. Untuk penjelasan ini terletak gabungan penggunaan metode psikologis dan klinis untuk menciptakan apa yang disebut semi-klinis interview. Dia memulai wawancara dengan mengajukan pertanyaan standar anak-anak dan tergantung pada bagaimana mereka menjawab, dia akan meminta mereka serangkaian pertanyaan standar. Piaget mencari apa yang disebut “keyakinan spontan” sehingga ia sering ditanya pertanyaan anak-anak tidak diharapkan atau diantisipasi. Dalam studinya, dia melihat ada perkembangan bertahap dari intuitif untuk ilmiah dan sosial: tanggapan diterima . Piaget berteori anak melakukan ini karena ‘interaksi sosial dan tantangan terhadap ide-ide anak muda dengan ide-ide dari anak-anak yang berlari-kembali maju.

Tahap 2

Model Biologis Pengembangan Intelektual

Pada tahap ini, Piaget menggambarkan kecerdasan memiliki dua bagian yang saling terkait erat. Bagian pertama, yang berasal dari tahap pertama, adalah isi dari pemikiran anak-anak. Bagian kedua adalah proses kegiatan intelektual. Dia percaya proses berpikir bisa dianggap sebagai perpanjangan dari proses biologis adaptasi. Adaptasi memiliki dua buah: asimilasi dan akomodasi. Untuk menguji teorinya, Piaget mengamati kebiasaan pada anak-anak sendiri. Dia berpendapat bayi yang terlibat dalam tindakan asimilasi ketika mereka tersedot pada segala sesuatu dalam jangkauan mereka. Dia mengklaim bayi mengubah semua benda menjadi obyek yang akan tersedot. Anak-anak asimilasi objek yang sesuai dengan struktur mental mereka sendiri. Piaget kemudian membuat asumsi setiap kali salah satu mengubah dunia untuk memenuhi kebutuhan individu konsepsi, salah satunya adalah, dengan cara, asimilasi itu. Piaget juga mengamati anak-anaknya tidak hanya asimilasi benda pada kebutuhan mereka, tetapi juga memodifikasi beberapa struktur mental mereka untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Ini adalah divisi kedua adopsi dikenal sebagai akomodasi. Untuk memulai, bayi hanya terlibat dalam tindakan refleks terutama seperti menempel, tetapi tidak lama setelah itu, mereka akan mengambil benda-benda yang sebenarnya dan menempatkan mereka di mulut mereka. Ketika mereka melakukan untiik, mereka memodifikasi respon refleks mereka untuk mengakomodasi obyek eksternal menjadi tindakan refleks. Karena ubin dua sering dalam konflik, mereka memberikan dorongan untuk perkembangan intelektual. Konstanta perlu menyeimbangkan dua, memicu pertumbuhan intelektual.

Tahap 3

Elaborasi dari Model Logis Pengembangan Intelektual

Dalam model Piaget yang dikembangkan di tahap ketiga, ia berpendapat bahwa ide kecerdasan berkembang dalam serangkaian tahapan yang terkait dengan usia dan progresif karena satu tahap harus dicapai sebelum berikutnya dapat terjadi. Untuk setiap tahap perkembangan anak bentuk-bentuk pandangan realitas untuk periode usia. Pada tahap berikutnya, anak harus tetap dengan tingkat sebelumnya kemampuan mental untuk merekonstruksi konsep-konsep. Piaget menyimpulkan pengembangan intelektual sebagai spiral ke atas yang berkembang di mana anak-anak harus terus-menerus merekonstruksi ide-ide yang terbentuk pada tingkat sebelumnya dengan yang baru, konsep tatanan yang lebih tinggi diperoleh pada tingkat berikutnya.

Tahap 4

Pembelajaran pemikiran figuratif

Piaget mempelajari bidang kecerdasan seperti persepsi dan memori yang tidak sepenuhnya logis. Konsep logis digambarkan sebagai sepenuhnya reversibel karena mereka selalu bisa kembali ke titik awal. Konsep-konsep Piaget mempelajari persepsi dia tidak bisa, dimanipulasi. Untuk menggambarkan proses figuratif, Piaget menggunakan gambar sebagai contoh. Gambar tidak dapat dipisahkan karena kontur tidak dapat dipisahkan dari bentuk-bentuk yang mereka garis. Memori adalah cara yang sama. Hal ini pernah benar-benar reversibel. Selama periode terakhir dari pekerjaan, Piaget dan Inhelder rekannya juga menerbitkan buku pada persepsi, memori, dan proses kiasan lainnya seperti belajar selama periode terakhir.

Baru-baru ini, Jonathan Tsou berpendapat bahwa karya Piaget kemudian epistemologis dapat berfungsi sebagai obat untuk kelemahan dalam teori Thomas Kuh n dari revolusi ilmiah. Namun, kritik ini melewatkan beberapa sejarah antara mereka, serta keberadaan naskah “hilang “oleh Kuhn (saat ini diselenggarakan di Universitas Chicag o) itu adalah untuk mengatasi masalah kritik. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa implikasi dari sebagian besar hasil kerja selanjutnya belum teruji.

Mikro Fisik dari “Skema”

Dalam bukunya “Biology and know1edge” (19G7 +; 1965 Prancis), Piaget tentatif mengisyaratkan perwujudan fisik mungkin bagi entitas abstrak “skema”. Pada saat itu, ada banyak pembicaraan dan penelitian tentang RNA seperti agen pembelajaran, dan Piaget dianggap beberapa bukti. Namun kebohongan tidak menawarkan kesimpulan perusahaan, dan mengakui bahwa ini adalah di luar area keahliannya.

Piaget meninggal pada tahun 1980, dan kemudian teori RNA telah kehilangan daya tariknya. Salah satu alasan utama adalah ini: Sampai saat ini hampir semua RNA diasumsikan who/1ydevoted untuk memproduksi protein dan protein seperti tidak dengan bukti tentang belajar. Namun di sekitar 2000 itu muncul dengan jelas bahwa hanya sekitar 3% dari RNA demikian dipekerjakan, dan tersisa “non-coding” RNA (NCR NA) – 97% – demikian tersedia (atau tugas-tugas lain, termasuk perwujudan kemungkinan “skema” Piaget elemen (Traill, 2005b / 2005).

Ini masih belum ditetapkan bahwa skema dasar ncRNA benar. Ada masalah metodologis dan lainnya (Traill, 2000). Namun beberapa kemajuan teoritis menarik telah dimungkinkan karena bahwa perkembangan teoritis, termasuk beberapa penjelasan yang tak terduga dalam berbagai disiplin ilmu. Secara khusus pengkodean molekul tersebut dengan mudah menjelaskan: (i) pewarisan sifat-sifat perilaku stereotip (mampu modifikasi kemudian atau re-konfigurasi), dan (ii) Piaget / Darwin trial-and-error antara populasi besar entitas tersebut.

Hal ini juga berarti kebutuhan untuk jumlah yang signifikan dari aktivitas terorganisir jarak pendek infra-merah, dan yang juga menghasilkan beberapa penjelasan yang tak terduga dalam dirinya sendiri. Misalnya (iii) itu mungkin account untuk anomali dalam kemampuan saraf optik yang muncul untuk membawa informasi lebih banyak daripada tampak mampu (dinilai dalam hal mekanisme tradisional saja). Lihat saraf optik, usus buntu. Dan (iv) tampaknya kemungkinan untuk menjelaskan misteri abad-lama geometri bagaimana mielin dikendalikan (Traill, 2005a).

Pengaruh

Meskipun berhenti menjadi modis psycholy, besarnya pengaruh Piaget terus dapat diukur dengan skala global dan aktivitas Jean Piaget Society, yang menyelenggarakan konferensi tahunan dan menarik jumlah yang sangat besar peserta. Heory t-nya perkembangan kognitif telah terbukti berpengaruh di berbagai bidang:

  1. Perkembangan psikologi

• pendidakan dan moralitas Mo

• Sejarah studi pemikiran dan kognisi

Evolusi

Filsafat

• Primatologi

  1. Kecerdasan Buatan (AI)

Perkembangan psikologi

Piaget tanpa diragukan lagi merupakan salah satu psikolog perkembangan yang paling berpengaruh, mempengaruhi bukan hanya pekerjaan dari Lev VYgots dan Lawrence Kohlberg, tetapi seluruh generasi akademisi terkemuka. Meskipun menundukkan ide untuk pengawasan besar menyebabkan peningkatan terhitung dan kualifikasi. Dari model asli dan munculnya sejumlah varian neo-Piaget dan pasca-Piaget, model asli Piaget telah terbukti sangat kuat (Lourenco dan Machado 1996).

Pendidikan dan Pengembangan Moralitas

Selama tahun 1970-an dan saya 9g0s, Piaget bekerja juga mengilhami transformasi pendidikan Eropa dan Amerika, termasuk teori dan praktek, yang mengarah ke anak lagi.

Teori perkembangan kognitifnya bisa digunakan sebagai sarana dalam kelas anak usia dini. Menurut piaget, perkembangan anak yang terbaik adalah dengan interaksi didalam kelas.

Piaget menggunakan 2 prinsip dasar untuk pendidikan moral: yaitu anak mengembangkan sikap dan moralnya secara bertahap dan anak menciptakan pemikiran mereka sendiri mengenai lingkungannya. Menurut Piaget,”anak adalah seseorang yang membentuk pandangan moral mereka sendiri, yang membentuk pandangan moral mereka sendiri, yang membentuk ide mengenai benar dan salah, adil dan tidak adil, yang bukan merupakan arahan dari orang dewasa dan yang sering ditunjukan oleh nasehat orang dewasa pada umumnya”(Gallagher,1978,p.26). Piaget percaya bahwa anak membuat keputusan moral mereka berdasarkan pada observasii mereka sendiri pada lingkungan di sekitarnya.

Teori piaget mengenai moralitas sangat radikal, ketika bukunya “the moral judgmen of the child” diterbitkan di tahun 1932 dengan 2 alasan : pengetahuan mengenai kriteria filosofi untuk membedakan moralitas (sebagai hal yang tidak universal/umum dan obligator) dan penolakannya terhadap hubungan norma budaya dengaan norma moral. Piaget menggambarkan teori katian, mengacu pada moralitas dan dikembanagkan keluar dari interraksi dan bahwa ini merupakan otonomi dari kekuasaan pemerintah.

Piaget membedakan berbagai tipe dari proses pssikologi unuk berbagai bentuk hubungan sosial, memperkenalkan perbedaan yang mendasar antara tipe yang berbeda dari sebuah hubungan. Dimana terdapat batasan-batasan karena seorang partisipan memegang kuasa yang lebih besar daripada hubungan lainnya yang asimetris, dan penting, pengetahuan dapat mendominasi partisipan dalam bentuk yang tepat dan tidak flexibel. Piaget mengacu pada proses ini sebagai salah satu perpindahan sosial, mengilistrasikan hal ini melalui referensi pada cara dimana yang lebih tua memulai membentuk grup yang lebih muda ke dalam sebuah susunan dan melatih grup tersebut. Ini sama dimana yang lebih dewasa berlatih mendominasi pengaruh pertumbuhan anak, hal ini dilakukan melalui transmisi sosial dimana anak bisa menangkap pengetahuan. Kebalikannya, hubungan yang tidak kooperatif, kekuaaan lebih disalurkan diantara partisipan. Jadi hubungan yang lebih simetris tampak. Dalam keadaaan ini, perubahan pemikiran autentik dapat terjadi, tiap 2 pasangan memiliki kebebasan untuk proyeknya atau pemikiran mereka sendiri termasuk posisi satu sama lain, dan mempertahankan pandangan mereka. Dalam keadaan seperti ini, pemikiran anak tidak dibatasi oleh pengaruh yang dominan. Piaget percaya “rekonstruksi pengetahuan”. Atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk memulai pembentukan solusi sebush masalah. Disini pengetahuan yang muncul terbuka, fleksibel, dan diatur oleh pendapat yang logis dari pada di pengaruhi kuasa dari luar pendidiknya, hubungan kooperatif menyediakan arena untuk munculnya operasi, dimana piaget menginginkan adanya beberapa pengaruh yang terbatas, dan lebih sering digambarkan dengan hubungan yang terbentuk (dalam diskusi penting yang dilihat oleh duveen dan psaltis, in press: psaltis dan duvven 2006,2007)

Kajian Sejarah Pemikiran dan Kognisi

Perubahan pemikiran sejarah telah dibentuk dalam pemikiran Piaget. Secara umum model ini telah memetakkan perubahan dalam moralitas, kehidupan berinteraktif dan tingkat kognitif terhadap perubahan sejarah (biasanya didalam komplek sisite sosial).

Pembangunan Bukan Manusia

Neo-piagetian memiliki tahapan yang telah diterapkan kepada tahap pencapaian maksimum pada hewan. Misalnya pada laba-laba yaitu upaya sensorimotorik melingkar,membentuk kosep dan penafsirkan.

Asal usul

Asal usus kecerdasan manusia juga dipelajari oleh piaget.wynn (1979-1981), di analisis acheulian dan alat oldowan dalam hal wawasan ke dalam hubungan spasial yang diperlukan untuk membuat tiap jenis. Pada tingkat yang lebih umum, robinson (2005) menyarankan munculnya intelegensi.

Primatologi

Model kognisi Piaget juga telah diterapkan di luar lingkungan manusia, dan beberapa ahli primata menilai pengembangan dan kemampuan primata dengan model piaget.

Filsafat

Beberapa telah mengambil hasil kerja piaget. Sebagai contoh, ahli filsafat dan ahli teori sosial jurgen habernas telah mengikutkan Piaget ke dalam karyanya. Terutama dalam “the theory of comunicativ action” ahli filsafat Thomas Khun membantu pekerjaan Piaget dalam memahami transisi antara cara berfikir yang ditandai dengan teori pergeseran paradigma. Tak lama sebelum kematiannya (September, 1980), Piaget terlibat dalam perdebatan tentang hubungan antara bawaan dan diperoleh fitur bahasa, di Pusat Ilmu Royaumont tuangkan une de l’Homme, di mana ia membahas sudut pandangnya dengan ahli linguistik Noam Chomsky serta Hilary Putnam dan Stephen Toulmin .

KECERDASAN BUATAN

Piaget juga memiliki pengaruh yang besar di bidang ilmu komputer dan kecerdasan buatan . Seymour Papert menggunakan karya Piaget sementara mengembangkan bahasa pemrograman Logo . Alan Kay mengunakan teori Piaget sebagai dasar untuk Dynabook konsep pemrograman sistem, yang pertama kali dibahas dalam batas-batas dari Xerox Palo Alto Research Center, atau Xerox PARC . Diskusi ini menyebabkan perkembangan dari Alto prototipe, yang dieksplorasi untuk pertama kalinya semua elemen dari antarmuka pengguna grafis (GUI), dan mempengaruhi penciptaan antarmuka pengguna pada tahun 1980 dan seterusnya.

Jerome Bruner

Lahir : 1 Oktober 1915 (94 thn) Birmingham, Amerika Serikat

Kebangsaan : Ameriika

Bidang studi : Psikologi

Dikenal sebagai : 1. Psikolog kognitif, 2. Psikolog pendidikan

Jerome Segmour Bruner (lahir, 1 Oktober 1915 adalah seorang psikolog Amerika yang telah memberikan kontribusi untuk psikologi. Kognitif dan teori pembelajaran kognitif, sejarah, dan filsafat pendidikan secara umum. Bruner adalah seorang peneliti senior di fakultas hukum Universitas New York. Dia menerima gelar BA pada tahun 1937 dari Duke University dan gelar Ph.D dari Universitas Harvard pada tahun 1914 dibawah bimbingan Gordon Allport.

Ide bruner dikategorikan berdasarkan.” Untuk melihat adalah untuk mengkategorikan, untuk konsep adalah untuk mengkategorikan, belajar adalah untuk membentuk kategori, untuk membuat keputusan untuk mengkategorikan.” Dia juga menyarankan bahwa ada dua mode utama berpikir: mode narasi dan mode paradigmatik. Dalam berpikir naratif, pikiran terlibat dalam sekuensial, tindakan-berorientasi berpikir, detail-driven. Dalam pemikiran paradigmatik, pikiran melampaui kekhasan untuk mencapai yang sistematis, kognisi kategoris. Dalam kasus mantan, berpikir mengambil bentuk cerita dan “drama mencengkeram.” Pada yang terakhir, pemikiran ini disusun sebagai proposisi dihubungkan oleh operator logika.

Dalam penelitiannya tentang perkembangan anak (1966), Bruner mengusulkan tiga mode representasi: representasi enactive (berbasis tindakan), representasi ikonik ( image -based), dan representasi simbolik ( bahasa -based). Daripada tahap rapi digambarkan, modus representasi yang terintegrasi dan hanya longgar sekuensial karena “menerjemahkan” satu sama lain. Representasi simbolik tetap modus utama, untuk itu “jelas merupakan yang paling misterius dari tiga.Teori Bruner yang menunjukkan itu berkhasiat ketika berhadapan dengan bahan baru untuk mengikuti perkembangan dari enactive untuk ikon untuk representasi simbolis, hal ini berlaku bahkan untuk pelajar dewasa. Seorang yang benar desainer instruksional, karya Bruner juga menunjukkan bahwa pembelajar (bahkan usia yang sangat muda) mampu belajar bahan apapun selama instruksi diatur tepat, dalam kontras dengan keyakinan Piaget dan teori tahap lainnya.

Pembangunan Naratif Realitas
Pada tahun 1991, Bruner menerbitkan sebuah artikel di Kirim Kritis berjudul “Konstruksi Narasi Realitas”. Pada artikel ini, ia berpendapat bahwa pikiran struktur arti realitas menggunakan mediasi melalui “produk budaya, seperti bahasa dan sistem simbolik lainnya”. Dia secara khusus berfokus pada gagasan narasi sebagai salah satu produk budaya. Dia mendefinisikan narasi dalam hal sepuluh hal:
1. Narasi diachronicity: bangsa ini bahwa cerita berlangsung selama beberapa rasa waktu.
2. Partikularitas: gagasan bahwa narasi berhubungan dengan peristiwa tertentu, meskipun beberapa kejadian dapat dibiarkan samar-samar dan umum.
3. Negara yang disengaja entailment: konsep bahwa karakter dalam sebuah narasi memiliki “keyakinan”, keinginan, teori, nilai, dan sebagainya “.
4. Composability hermeneutik: teori bahwa narasi yang whice yang dapat ditafsirkan dalam hal peran mereka sebagai seri yang dipilih peristiwa yang membentuk cerita ‘”. Lihat juga Hemeneutics.
5. Kanonisitas dan pelanggaran: klaim bahwa cerita tentang terjadi sesuatu unsual bahwa “pelanggaran” canonical (ienormal) Negara.
6. Referentiality: prinsip bahwa cerita dalam beberapa cara kenyataannya referensi, meskipun tidak dengan cara langsung: kebenaran naratif dapat menawarkan verisimilitude tetapi tidak pemastian.
7. Genericness: sisi flip untuk partycularity, ini adalah karakteristik narasi dimana cerita dapat diklasifikasikan sebagai sebuah genre.
8. Kedudukan sebagai norma: pengamatan bahwa narasi dalam beberapa cara mengandaikan klaim tentang bagaimana seseorang harus bertindak. Ini mengikuti dari kanonisitas dan pelanggaran.
9. Konteks sensitivitas dan negoisasi: terkait dengan composability hermeneutik, ini adalah karakteristik dimana narasi membutuhkan peran dinegosiasikan antara penulis dan pembaca atau teks, termasuk menetapkan sebuah konteks untuk narasi, dan ide-ide seperti suspensi tidak percaya.
10. Akrual narasi: akhirnya, gagasan bahwa cerita bersifat kumulatif, yaitu, bahwa cerita baru mengikuti dari yang lebih tua.
Bruner mengamati bahwa sepuluh karakteristik di Ance menjelaskan naratif dan realitas dibangun dan diasumsikan oleh narasi, yang pada trun mengajarkan kita tentang sifat dari realitas sebagai yang dibangun oleh pikiran manusia melalui naratif.

Simak

Baca secara fonetik

Sebuah Program Studi
Manusia: Sebuah program studi (biasanya tahu dengan singkatan MacOS) adalah seorang Amerika humaniora program pengajaran berdasarkan teori Bruner, khususnya konsep tentang “kurikulum spiral”. Populer di Amerika dan Inggris pada tahun 1960-an dan 1970-an, tentu saja itu banyak dikritik di Amerika Serikat karena penekanannya pada aspek mempertanyakan kehidupan, termasuk keyakinan dan moralitas.

Merah Sekop Percobaan
Sebuah eksperimen psikologis klasik dilakukan oleh Bruner dan Leo Postman menunjukkan waktu reaksi yang lebih lambat dan jawaban kurang akurat ketika setumpuk dari kartu remi terbalik warna simbol cocok untuk beberapa kartu .Simak

Baca secara fonetik

Kutipan
Kisah Arti
Itu, kita meskipun, upaya habis-habisan untuk menetapkan arti sebagai konsep sentral psycology-bukan rangsangan dan tanggapan, perilaku yang tidak terang-terangan observabel, bukan drive biologis dan transformasi mereka, tetapi makna. Itu bukan sebuah revolusi melawan behaviorisme dengan tujuan mengubah behaviorisme menjadi cara yang lebih baik psikologi mengejar dengan menambahkan mentalism sedikit untuk itu. Edward Tolman melakukan itu, untuk memanfaatkan sedikit. Itu adalah sebuah revolusi sama sekali lebih mendalam dari itu. Tujuannya adalah untuk menemukan dan menjelaskan secara resmi arti bahwa manusia diciptakan dari pertemuan mereka dengan dunia, dan kemudian untuk mengusulkan hipotesis tentang apa arti proses pembuatan terlibat. Itu terfokus pada kegiatan simbolik bahwa manusia digunakan dalam membangun dan membuat rasa tidak hanya dunia, tapi dari diri mereka sendiri.

Sejak awal, penekanan mulai bergeser dari “makna” kepada “informasi”, dari konstruksi makna untuk pengolahan informasi. Ini adalah hal sangat berbeda. Faktor kunci dalam pergeseran itu pengenalan perhitungan sebagai metafora yang berkuasa dan komputabilitas sebagai kriteria penting dari model teoritis yang baik. Informasi acuh tak acuh terhadap makna

Mengingat arti kategori pra-didirikan baik cukup dibentuk dalam satu domain untuk provid dasar pada kode operasi, komputer benar diprogram dapat melakukan keajaiban pengolahan informasi dengan mengatur harga minimum operasi, dan itu adalah surga teknologi. Sangat segera, komputasi menjadi model pikiran, dan di tempat konsep makna ada muncul konsep komputabilitas. Proses kognitif disamakan dengan program-program yang dapat dijalankan pada perangkat komputasi, dan keberhasilan dari upaya seseorang untuk ‘memahami’, mengatakan, pencapaian memori atau konsep, adalah kemampuan seseorang realistis untuk mensimulasikan menghafal konseptualisasi atau manusia seperti manusia dengan program komputer .

Jika revolusi kognitif meletus pada tahun 1956, revolusi kontekstual (setidaknya dalam psikologi) terjadi hari ini.
Jerome Bruner berpendapat bahwa revolusi conitive, dengan fiksasi saat ini pada pikiran sebagai “pemroses informasi”, telah menyebabkan psikologi jauh dari tujuan yang lebih dalam pemahaman pikiran sebagai pencipta makna. Hanya dengan melanggar keluar dari pembatasan yang dikenakan oleh model komputasi pikiran kita dapat memahami interaksi khusus melalui mana pikiran baik merupakan dan dibentuk oleh budaya.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar

Kategori